Rechercher dans ce blog

Sunday, May 26, 2024

Pekan Depan Full 5 Hari, Intip Sentimen Pergerakan IHSG dan Rupiah - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan sepekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya berjalan dalam tiga hari perdagangan. Namun sayangnya, pergerakan tiga hari IHSG justru cenderung melemah, dalam sepekan pergerakan IHSG anjlok 1,30% dan bersandar di level 7.222,38.

Begitu juga dengan rupiah dalam sepekan ini cenderung bergerak melemah dengan pelemahan 0,25% dalam sepekan dan mendarat di level Rp15.990/US$1.

Dalam pekan depan, baik dalam dan luar negeri akan terdapat beberapa sentimen yang dapat menjadi pendorong dan peluru bagi pergerakan IHSG maupun rupiah.

Indonesia

Dari dalam negeri, pada hari Senin (27/5/2024) akan terdapat rilis uang beredar periode April 2024 dari Bank Indonesia (BI).

Sebagai informasi, sebelumnya likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada periode Maret 2024 tumbuh lebih tinggi. Posisi M2 pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp8.888,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,2% (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,3% (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).

Perkembangan M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat. Penyaluran kredit pada Maret 2024 tumbuh sebesar 11,8% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,0% (yoy). Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 18,0% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 1,0% (yoy) pada Februari 2024. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 2,3% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Amerika Serikat (AS)

Dalam sepekan depan, akan terdapat beberapa pidato dari para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai kisi-kisi kebijakan The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS) sebagai acuan bagi para pelaku pasar untuk memprediksi keputusan suku bunga AS periode berikutnya.

Lanjut pada Selasa (28/5/2024), akan terdapat rilis Indeks Harga Rumah (HPI) AS periode Maret 2024. Sebelumnya, Badan Pembiayaan Perumahan Federal (FHFA) melaporkan Indeks Harga Rumah (HPI) AS periode Februari 2024 meningkat 7%. Hal ini meningkat dari kenaikan yang direvisi naik sebesar 6,5% pada bulan sebelumnya. Perubahan dalam 12 bulan berkisar dari +3,7% di divisi West South Central hingga +10,8% di divisi Atlantik Tengah.

Masih dalam hari yang sama, terdapat rilis data Kepercayaan Konsumen Conference Board (CB) periode Mei 2024. Data tersebut untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi.

Sentimen konsumen di AS melemah pada periode April 2024, dengan Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board (CB) turun menjadi 97, angka terendah sejak Juli 2022, dari 103,1 (direvisi dari 104,7) pada bulan Maret 2024.

Kemudian pada Kamis (30/5/2024), akan terdapat rilis klaim pengangguran berkelanjutan yang dapat menjadi acuan kekuatan tenaga kerja AS. Sebelumnya, menurut laporan klaim, klaim berkelanjutan naik 8.000 menjadi 1,794 juta yang disesuaikan secara musiman selama pekan yang berakhir 11 Mei. Klaim yang berkelanjutan berada pada tingkat yang rendah secara historis.

Pada hari yang sama, juga akan terdapat rilis klaim pengangguran awal. Sebelumnya, klaim awal tunjangan pengangguran AS turun 8.000 menjadi 215.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Mei. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 220.000 klaim pada minggu terakhir. Ada penurunan signifikan dalam pengajuan di California dan Indiana.

China

Pada hari Senin (27/5/2024), China akan mengumumkan laba industrinya periode April 2024. Hal ini untuk menjadi acuan pulihnya ekonomi China setelah masa pandemic berakhir.

Sebelumnya, laba industri China turun pada periode Maret 2024, dan memperlambat kenaikan pada kuartal tersebut dibandingkan dengan dua bulan pertama. Hal ini meningkatkan keraguan mengenai kekuatan pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Laba kumulatif perusahaan industri China naik 4,3% menjadi 1,5 triliun yuan (US$207,0 miliar) pada kuartal pertama dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS), lebih lambat dari kenaikan 10,2% dalam dua bulan pertama.

Laba turun 3,5% secara tahunan (yoy) di bulan Maret. NBS tidak merinci angka bulanan untuk bulan Januari-Februari, namun data menunjukkan pada rilis bulan Maret bahwa angka bulanan telah memperpanjang kenaikan sejak Agustus 2023.

Angka tersebut melengkapi sejumlah indikator ekonomi untuk bulan Maret seperti penjualan ritel dan output industri yang menunjukkan lemahnya permintaan domestik meskipun pertumbuhan PDB kuartal pertama solid.

Dan pada akhir pekan, Jumat (31/5/2024), akan terdapat rilis Indeks Manajer Pembelian Komposit (PMI) China, PMI Manufaktur dan Non-Manufaktur China periode Mei 2024.

Diketahui, menurut data dari Biro Statistik Nasional, Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur resmi China meningkat pada bulan April mencapai 50,4 dari 50,8 pada bulan Maret, namun di atas ambang batas 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi.

PMI gabungan negara tersebut, yang mencakup aktivitas manufaktur dan non-manufaktur, turun menjadi 51,7 pada bulan April dari 52,7 pada bulan sebelumnya. Sedangkan untuk sektor non-manufaktur yang selama ini menjadi penopang pemulihan ekonomi berada pada angka 51,2, lebih lambat dibandingkan dengan angka 53 pada bulan Maret.

Beberapa indikator utama perekonomian China, khususnya belanja konsumen dan sektor real estate, masih dalam tahap pemulihan, dan pemerintah China telah menerapkan serangkaian kebijakan dan langkah-langkah keuangan yang dampaknya akan terlihat dalam beberapa bulan mendatang.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]

Adblock test (Why?)


Pekan Depan Full 5 Hari, Intip Sentimen Pergerakan IHSG dan Rupiah - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu? - Investor.ID

[unable to retrieve full-text content] Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu?    Investor.ID Harga Emas G...