Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak dibuka lebih rendah pada awal perdagangan karena hasil kinerja keuangan saham teknologi yang belum mengesankan dan penantian kabar dari The Federal Reverse (The Fed) AS.
Pada perdagangan Rabu (31/1/2024), Dow Jones dibuka melemah 0,11% di level 38.426,78, begitu juga S&P 500 dibuka lebih rendah atau turun 0,52% di level 4.899,21, dan Nasdaq dibuka anjlok 1,20% di level 15.323,92.
Indeks utama Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan Rabu karena investor pasar Wall Street tidak terlalu terkesan dengan hasil kuartalan dari raksasa teknologi Alphabet dan Microsoft. Kedua perusahaan melaporkan pendapatan dan laba yang lebih baik dari perkiraan, namun sahamnya justru anjlok pada awal perdagangan.
Pendapatan raksasa teknologi Microsoft dan Alphabet keduanya berhasil mengalahkan perkiraan laba atas dan bawah. Namun, hal tersebut belum cukup baik bagi Wall Street.
Induk Google, Alphabet, membukukan pertumbuhan pendapatan kuartal tercepat sejak awal tahun 2022, dengan penjualan naik 13% dari US$76,05 miliar pada tahun sebelumnya. Laba per saham adalah US$1,64, mengalahkan estimasi konsensus LSEG sebesar US$1,59 per saham.
Namun pasar tampaknya tidak terkesan karena investor membuat sahamnya anjlok. Saham alfabet turun hampir 6% dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari Selasa.
Salah satu alasannya adalah pendapatan iklan perusahaan yang lemah, yaitu sebesar US$65,52 miliar di bawah ekspektasi analis sebesar US$65,94 miliar, per StreetAccount.
Raksasa perangkat lunak Microsoft juga membukukan hasil yang melampaui perkiraan namun prospeknya agak melemah.
Pertumbuhan cloud lebih kuat dari perkiraan karena pendapatan dari Azure dan layanan cloud lainnya meningkat 30% setiap tahunnya. Microsoft kini memiliki 53.000 pelanggan Azure AI, dan sepertiga dari mereka adalah pelanggan baru Azure pada tahun lalu, ungkap CEO Satya Nadella melalui telepon, yang dilansir dari CNBC Internasional.
Namun, saham Microsoft melemah pada awal perdagangan karena para pelaku pasar tengah melakukan aksi taking profit.
Selain laporan kinerja kuangan, keputusan suku bunga The Fed juga menjadi pertimbangan investor. Wall Street akan mencari petunjuk mengenai perubahan sikap kebijakan bank sentral dalam pernyataan pasca pertemuan dan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell.
Sementara itu, seorang hakim di Delaware telah membatalkan paket gaji CEO Tesla Elon Musk senilai US$56 miliar, dan memutuskan bahwa dewan direksi perusahaan gagal membuktikan "bahwa rencana kompensasi itu adil." Saham Tesla anjlok lebih dari 2% dalam perpanjangan perdagangan.
Dari pilihan saham pemilu AS, Goldman Sachs menyoroti potensi dampak pemilihan presiden AS terhadap pasar global melalui perubahan peraturan, perpajakan, dan kebijakan pemerintah lainnya. Bank Wall Street memilih saham untuk dimainkan.
Adapun sentimen global dari China, aktivitas pabrik China menyusut selama empat bulan berturut-turut pada bulan Januari, data resmi menunjukkan seiring perekonomian terus berjuang untuk mendapatkan kembali momentum. Indeks manajer pembelian manufaktur resmi pulih menjadi 49,2 pada periode Januari 2024 seperti yang diperkirakan, dari 49 pada bulan Desember 2023, yang merupakan level terendah dalam enam bulan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Penjualan Ritel AS Turun, Wall Street Dibuka Anjlok
(saw/saw)
Kabar The Fed Bikin Dag Dig Dug, Wall Street Kompak Dibuka Anjlok - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment