Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mewaspadai dampak mengerikan perang Israel-Hamas, termasuk ke lonjakan harga minyak mentah.
"Sekarang dengan adanya perang di Palestina dan zona middle east itu produksi minyak dan gas dunia, gejolak mulai terefleksi," katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
"Sesudah harga minyak turun, sempat US$80-an (per barel) lagi, sekarang melonjak dan menembus US$90. Ini level bukan hanya suplai demand, tapi psikologi karena perang," sambung Sri Mulyani.
Wanita yang akrab disapa Ani itu juga menyinggung soal harga gas. Ia mengatakan pergerakan harga gas saat ini masih minus 29,6 persen secara year to date (ytd).
Bahkan, Ani menyinggung soal pergerakan harga batu bara yang sangat mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Coal selama ini mengalami penurunan 63,6 persen dan mempengaruhi APBN cukup besar karena coal menyumbangkan, baik pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Bahkan, juga bea keluar kalau itu diterapkan," tandasnya.
Kekhawatiran soal konflik Israel-Hamas sebelumnya juga disampaikan Presiden Jokowi. Bahkan, Presiden Joko Widodo meramal harga minyak dunia bisa meroket hingga US$150 per barel imbas perang di Palestina.
Ia khawatir jika perang Israel-Palestina meluas ke negara lain, mulai dari Lebanon, Suriah, dan Iran. Terlebih, negara-negara tersebut merupakan penghasilan minyak.
"Saya cek kemarin harga brent masih US$89 per barel, tapi kalau meluas seperti yang saya sampaikan, kita enggak ngerti. Bisa sampai US$150 per barel. Inilah yang harus kita waspadai, hati-hati semuanya, baik dari sisi moneter maupun fiskal," ujar Jokowi dalam BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota Plataran GBK, Jakarta Pusat, Selasa (24/10) lalu.
Jokowi menegaskan dunia saat ini makin tidak jelas. Ia menyebut tantangan yang dihadapi Indonesia bukannya berkurang, melainkan bertambah banyak.
(skt/sfr)Sri Mulyani Waspadai Dampak Mengerikan Perang Israel - Hamas - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment