KOMPAS.com - Meski tidak memiliki hubungan diplomatik, Indonesia secara rutin melakukan perdagangan dengan Israel, negara yang kini tengah berkonflik dengan Hamas dari Palestina.
Menurut catatan ekspor impor Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia bahkan sudah mengimpor barang dari Israel yang tercatat resmi sebesar 14,4 juta dollar AS atau setara dengan Rp 226,08 miliar (asumsi kurs Rp 15.700).
"Kalau kita tidak memliki hubungan diplomatik tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dikutip pada Selasa (17/10/2023).
Menurut dia, meski Indonesia secara de jure dan de facto tidak mengakui keberadaan Israel dan hanya mengakui kedaulatan Palestina, bukan berarti keputusan politik ini menghalangi Indonesia berdagang dengan negara Yahudi tersebut.
Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?
Amalia bilang, dalam perkara ekspor dan impor, sifatnya bukan kerja sama antar-pemerintah, melainkan dilakukan oleh entitas bisnis kedua negara.
"Ini business to business sifatnya," ujar Amalia.
Jika dilihat lebih rinci, barang yang paling banyak diimpor dari Israel ialah mesin peralatan mekanis dan bagiannya yang merupakan komoditas dengan kode HS 84.
Selain itu, Indonesia juga banyak mengimpor komoditas perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia yang tergolong kode HS 82. Banyak peralatan, terutama pertanian modern, yang diproduksi perusahaan-perusahaan Israel.
"Dan juga HS 85, mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya," kata Amalia.
Baca juga: Mengapa Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Paling Mahal di Dunia?
Nilai impor dari Israel bergerak naik turun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pada 2020, nilai impor dari Israel sempat menembus 56,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 887,05 miliar.
Kemudian, nilai impor pada tahun berikutnya anjlok menjadi 26,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 416,05 miliar. Lalu pada 2022, nilai impor kembali naik menjadi 47,8 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 750,46 miliar.
"Dan sepanjang Januari - September 2023 kita mengimpor dari Israel dengan nilai 14,4 juta dollar AS," ucap Amalia.
Perusahaan teknologi
Israel selama puluhan tahun dikenal sebagai eksportir barang-barang berteknologi tinggi, termasuk ke Indonesia.
Israel sendiri merupakan negara di mana perusahaan-perusahaan teknologi tumbuh sangat subur. Pada tahun 1980-an, banyak orang yang bekerja di Silicon Valley bermigrasi ke Israel.
Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Ekonomi Warga Palestina?
Meski telah tinggal di Israel, para warga Yahudi ini mendirikan pusat-pusat penelitian dan pengembangan untuk perusahaan-perusahaan teknologi AS, seperti Microsoft, IBM, dan Intel.
Lalu, pada tahun 1990-an, para insinyur terampil juga berdatangan dari negara-negara bekas Uni Soviet untuk bermigrasi ke Israel, membuat negara itu semakin diberkati dengan kelimpahan sumber saya manusia terampil.
Israel mencatatkan pertumbuhan industri teknologi sebesar 8 persen per tahun. Perusahaan-perusahaan baru di sektor teknologi terus bermunculan bak jamur di musim hujan.
Kondisi ini membuat ranking penelitian dan pengembangan (R&D) Israel selalu menempati peringkat 10 besar dunia.
Baca juga: Biayanya Bengkak, Inggris Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak
Sektor teknologi yang sebelumnya hanya menyumbang sebesar 37 persen dari produk industri meningkat menjadi 58 persen di tahun 1985, dan kembali meningkat jadi 70 persen pada 2006.
Hampir 80 persen produk berteknologi diekspor ke luar. Ekspor produk teknologi asal Israel meningkat empat kali lipat dari 3 miliar dollar AS di tahun 1991 menjadi 12,3 miliar dollar AS di tahun 2000, lalu menjadi 29 miliar dollar AS di tahun 2006.
Negara itu juga menerima banyak pendanaan untuk pengembangan riset dan teknologi dari negara lain, seperti AS, Kanada, Italia, Austria, Perancis, Irlandia, Belanda, Spanyol, China, Turki, India, dan Jerman.
Banyaknya perusahaan besar di bidang teknologi tentu menyumbang pemasukan besar untuk Pemerintah Israel dari sisi pajak, sumber devisa, ataupun penyerapan jumlah tenaga kerja. Ini belum termasuk royalti dari paten-paten yang dibuat di perusahaan Israel.
(Penulis: Rully R Ramly | Editor: Erlangga Djumena)
Baca juga: Daripada Bebani APBN, Inggris dan Malaysia Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.RI Impor Barang Rp 226 Miliar dari Israel Sepanjang 2023, Ini Rinciannya - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment