Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi periode Mei 2023 secara bulanan 0,09%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menciutnya inflasi ini apakah menandakan daya beli masyarakat yang melemah?
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan pihaknya tidak bisa mengindikasikan bahwa penurunan inflasi ini disebabkan karena daya beli masyarakat yang turun. Karena penurunan permintaan hanya terjadi khususnya pada barang-barang manufaktur.
"Kita tidak bisa menyatakan indikasi melemahnya daya beli, kita bisa lihat ini karena sudah bekurangnya permintaan pasca ramadan khususnya pada barang-barang hasil industri manufaktur," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (5/6/2023).
Adapun komponen yang mengalami permintaan yang tinggi ialah komponen harga bergejolak, yaitu bahan makanan dan minuman serta makanan dan minuman jadi.
"Ini terjadi karena mulai banyaknya kegiatan sosial seperti hajatan, pesta serta darma wisata jadi permintaan makanan jadi tinggi," jelasnya.
Rendahnya inflasi Mei 2023, ini diredam oleh harga kelompok pakaian dan alas kaki serta transportasi. Pudji menyebut komoditas angkutan udara mengalami deflasi sebesar 0,06%.
"Di mana tahun lalu tarif angkutan pasca lebaran masih menyumbang inflasi karena masih mengalami kenaikan tarif," kata dia.
Adapun angka inflasi secara bulanan atau month to month yang dicatat oleh BPS adalah 0,09%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode April 2023 sebesar 0,33%
Sementara inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) 4%. Secara tahun kalender yaitu periode Mei 2023 terhadap Desember 2023, terjadi inflasi 1,1%
(ada/kil)Inflasi Mei Menciut, Daya Beli Masyarakat Mulai Turun? - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment