Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti mata uang banyak negara di dunia, rupiah pagi ini tak sanggup menahan keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Baru saja dibuka, rupiah langsung jeblok 0,34% level Rp 14.600/US$.
Apa penyebabnya?
Faktor terbesar atas pelemahan ini berasal dari eksternal, yaitu Amerika Serikat (AS). Data terbaru menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) pada Mei 2022 melesat 8,6% year-on-year (yoy). Inflasi tersebut naik dari bulan sebelumnya 8,3% (yoy) dan menjadi rekor tertinggi sejak 1981.
Kemudian inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan naik 6% (yoy). Secara bulanan (month-to-month/mtm) inflasi naik 1% dan inflasi inti 0,6% (mtm).
Rilis inflasi tersebut membuat bank sentral AS (The Fed) akan tetap menaikkan suku bunga dengan agresif di tahun ini. Bahkan pasar melihat ada peluang The Fed menaikkan suku bunga hingga 75 basis poin saat pengumuman kebijakan moneter Kamis (16/6/2022) nanti.
"Dengan angka inflasi AS yang meningkat tersebut, pelaku pasar mulai khawatir Fed akan menaikan fed fund rate 75 bps, dimana ini akan menciptakan surprise, karena pasar sebelumnya hanya mem-price in hanya 50 bps," ungkap Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto kepada CNBC Indonesia, Senin (13/6/2022).
Foto: Mata Uang (Dok. Tim Riset CNBC Indonesia)
Mata Uang (Dok. Tim Riset CNBC Indonesia) |
Sementara dari sisi dalam negeri justru lebih cenderung faktor positif. Misalnya fundamental ekonomi yang semakin membaik dilihat dari pemulihan ekonomi terus berlanjut, inflasi terkendali serta kebijakan fiskal dan moneter yang kredibel. Di samping itu transaksi berjalan yang surplus dan cadangan devisa (cadev) yang memadai.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada CNBC Indonesia melihat situasi ini hanya bersifat temporer. Kepanikan akan mereda apabila the Fed memberikan kepastian dan kemudian rupiah berpotensi menguat kembali.
"Bisa. Karena kita masih running trade surplus. FDI masih inflow. Dan jika Indonesia bisa accelerate growth maka ini bisa potensi untuk inflow. Jadi ada peluang menuju akhir tahun Rupiah bisa menguat," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Dolar Paman Sam Sedang Strong, Rupiah Bisa DIbuat Bonyok!
(mij/mij)
Nah Ini Dia Biang Keroknya: Pasar Panik, Rupiah Anjlok! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment