Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Jumat (29/4/2022), di mana saham Amazon menjadi korban selanjutnya dalam tren koreksi saham teknologi.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 380 poin (-1,1%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan setengah jam kemudian menjadi 298,41 poin (-0,88%) ke 33.617,98. S&P 500 surut 60,41 poin (-1,41%) ke 4.227,09 dan Nasdaq drop 189,36 poin (-1,47%) ke 12.682,17.
Bursa saham mengarah pada koreksi bulanan setelah investor diterpa berbagai sentimen negatif mulai dari kebijakan pengetatan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), kenaikan suku bunga acuan, inflasi tinggi, kenaikan kasus Covid-19 di China dan konflik Ukraina.
Indeks S&P 500 mencetak koreksi 6% sepanjang bulan berjalan pada April, menjadi kinerja bulanan terburuk sejak pandemi Covid-19 menerpa. Adapun Nasdaq drop 10%, menjadi yang terburuk sejak Maret 2020., sementara Dow Jones ambles 3% dalam sebulan.
Saham teknologi saat ini menjadi sorotan di tengah koreksi besar-besaran jelang kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) dan gangguan rantai pasokan akibat pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia.
Saham Amazon ambles hingga 11,8% menjadi koreksi yang terbesar dalam 1 dekade terakhir, setelah raksasa e-commerce tersebut melaporkan rugi bersih dan merilis proyeksi kinerja kuartal II-2022 yang lemah.
"Kinerja pasar saat ini memicu pola berbahaya yakni transisi dari koreksi panjang dan menyakitkan menjadi sesuatu yang lebih buruk," tutur Kepala Marketfield Asset Management Michael Shaoul dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pekan ini telah menjadi pekan tersibuk untuk musim rilis kinerja keuangan dan sangat intens untuk emiten teknologi. Saham Apple di bawah tekanan setelah Kepala Keuangan Luca Maestri mengatakan kendala rantai pasokan dapat menghambat pendapatan fiskal kuartal III-2022.
Saham Intel jatuh 6% setelah mengumumkan proyeksi kinerja keuangan yang lemah di kuartal II-2022. Sementara itu, saham Robinhood merosot 1% setelah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan pasar, laba bersih yang lebih sedikit, dan penurunan pengguna aktif bulanan.
Investor masih cemas terhadap pertumbuhan global yang diprediksi melambat, inflasi yang terus melonjak, dan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Departemen Perdagangan melaporkan PDB AS kuartal I-2022 turun 1,4% secara tahunan.
Hari ini, indeks pengeluaran pribadi konsumen (PCE), yang menggambarkan ukuran inflasi dan diawasi ketat oleh The Fed, tercatat menguat 5,2% secara tahunan. Pasar juga akan memantau indeks sentimen konsumen dari Universitas Michigan juga akan dirilis pagi hari waktu setempat.
Sekitar 50% perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya, dengan 80% di antaranya membukukan laba bersih di atas ekspektasi, sebagaimana direkam FactSet.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)
Amazon Terkapar, Wall Street Ambruk di Pembukaan - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment