Jakarta, CNBC Indonesia - Gejolak di pasar keuangan masih berlanjut dan dampaknya pun dirasakan sampai ke dalam negeri. Pasar saham dan SBN domestik ambruk tetapi nilai tukar rupiah mampu bertahan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan perdana pekan ini dengan koreksi cukup dalam. Indeks ambles 0,86% dan ditutup di level 6.869 atau terjun dari level tertinggi yang ditorehkannya pekan lalu.
Tidak seperti sebelum-sebelumnya, di mana inflow dana asing mengalir deras, investor asing memanfaatkan momentum IHSG yang mencapai all time high untuk keluar tercermin dari net sell asing yang mencapai hampir Rp 263 miliar di pasar reguler.
Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham Asia yang melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong tertekan paling signifikan dengan koreksi mencapai 3,87% disusul indeks Nikkei Jepang yang terbanting 2,94%.
Kendati melemah nyaris 1%, kinerja IHSG terbilang cukup baik. Di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik, IHSG sukses menduduki peringkat ketiga setelah indeks VN (Vietnam) dan PSEi (Filipina) yang masing-masing terkoreksi 0,42% dan 0,73%.
Tema pada perdagangan kemarin yaitu ambrolnya harga aset-aset berisiko seperti saham. Namun aset safe haven seperti obligasi negara (SBN) juga mengalami pelemahan. Koreksi harga tercermin dari kenaikan imbal hasilnya (yield).
Yield untuk SBN acuan 10 tahun naik nyaris 8 bps menjadi 6,71% sedangkan untuk yield SBN 5 tahun hanya naik 7 bps dan ditutup di level 5,53%. Berbeda dengan pasar ekuitas yang masih digempur dengan inflow, asing justru melepas kepemilikannya di SBN.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), non-residen alias asing membukukan net sell di pasar SBN senilai Rp 8,3 triliun pada periode 1-2 Maret 2022. Namun di saat yang sama, asing net buy di pasar saham senilai Rp 2,17 triliun.
Banjir dana asing yang deras ke pasar saham domestik turut menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Namun peningkatan risiko geopolitik global akibat perang Rusia-Ukraina membuat dolar AS menjadi perkasa. Ketika greenback menguat, maka mata uang lain menjadi tumbalnya termasuk rupiah.
Nilai tukar rupiah terpantau melemah 0,14% ke level Rp 14.405/US$. Walaupun rupiah tertekan sampai menyentuh level Rp 14.400/US$ tetapi kinerja hariannya kemarin masih lebih baik dari mayoritas mata uang kawasan Asia lain.
Perang Dunia III Katanya Sudah Meletus, Apa Kabar IHSG? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment