Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terus meningkat. Menurut data PT Pertamina (Persero), pada 2030 kebutuhan BBM dalam negeri bakal naik 3% menjadi 1,5 juta barel per hari.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono, mengatakan dari kebutuhan BBM dalam negeri tersebut, kilang minyak yang ada hanya memproduksi sekitar 729 ribu barel per hari.
"Jadi ada kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri 830 ribu barel per hari. Caranya dengan meningkatkan kapasitas kilang, atau kita impor terus," ujar Djoko di sela kunjungan ke proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau perluasan kilang Balikpapan, Sabtu (8/1/2022).
Tak hanya BBM, produk petrokimia yang dihasilkan lewat kilang juga meningkat terus permintaannya. Produk petrokimia selama ini menjadi bahan baku pembuatan produk plastik atau teksil.
Data Pertamina menyatakan, permintaan dalam negeri untuk produk petrokimia seperti polypropylene, polyethylene, paraxylene, dan benzene bakal naik 5% pada 2030 menjadi 7.646 kilo ton per tahun. Sementara kapasitas produksi kilang dalam negeri hana 1.660 kilo ton per tahun. Jadi ada kebutuhan 5.986 kilo ton per tahun yang bisa menjadi peluang bisnis Pertamina dengan menambah kapasitas kilang.
"Karena itu Pertamina akan mengembangkan kapasitas kilang-kilangnya dan membutuhkan total investasi kilang US$ 43 miliar (sekitar Rp 602 triliun)," tutur Djoko.
Berikut rencana pengembangan kilang Pertamina adalah:
1. Biorefinery Cilacap (Jawa Tengah)
2. Biorefinery Plaju (Sumatera Selatan)
3. RDMP Dumai (Riau)
4. RDMP Plaju (Sumatera Selatan
5. RDMP Cilacap
6. RDMP Balikpapan (Kalimantan Timur)
7. Petrokimia Balongan
8. Olefin TPPI
9. Revamp TPPI
10. GRR Kilang Tuban (kilang baru)
Lewat pengembangan ini, kapasitas kilang nasional Pertamina bisa meningkat menjadi 1,4 juta barel per hari, dan 1 juta barel per hari saat ini. Produksi BBM juga akan naik menjadi 1,2 juta barel per hari, dari 700 ribu barel per hari saat ini.
Kemudian produksi petrokimia akan naik menjadi 8.000 kilo ton per tahun, dari kapasitas saat ini 1.660 kilo ton per tahun. Lalu kualitas produk BBM seluruh kilang akan naik dari EURO II menjadi EURO V.
Terdekat, pada April 2022 ini, kapasitas produksi kilang Balongan akan naik menjadi 150 ribu barel per hari dari 125 ribu barel per hari, lewat proyek pengembangan kilang tersebut
Kemudian pada Oktober 2023, produksi kilang Balikpapan akan naik dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, dengan total nilai proyek yang besar yaitu US$ 7 miliar atau Rp 100 triliun.
Jadi bagaimana bila tren penggunaan BBM ke depan menurun karena adanya transisi energi?
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan mau tidak mau kilang harus dibangun untuk bisa mengurangi impor karena permintaan dalam negeri yang terus meningkat. Meski nantinya konsumsi BBM turun, Nicke mengatakan, produksi kilang-kilang Pertamina bisa dialihkan dari BBM menjadi petrokimia yang menjadi bahan baku industri.
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed)
Kurangi Impor BBM, Pertamina Bangun Kilang Rp 600 T! Di Mana? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment