Rechercher dans ce blog

Saturday, December 4, 2021

Geger Duit Rp 4.300 T Lenyap di Pasar Kripto, Ini Penyebabnya - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi aset kripto pada perdagangan Kamis (2/12/2021) kemarin kembali mengalami tekanan. Penyebabnya, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed), mempercepat kebijakan normalisasi moneter.

Alhasil, Bitcoin, mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar sempat ambrol lebih dari 9% ke kisaran US$ 51.000/koin yang merupakan level terendah dalam dua bulan terakhir. Jebloknya Bitcoin Kamis juga diikuti aset-aset kripto lainnya, alhasil kapitalisasi pasar kripto ambles.


Forbes melaporkan, akibat kemerosotan tersebut, kapitalisasi pasar kripto menguap sekitar US$ 300 miliar atau lebih dari Rp 4.300 triliun (kurs Rp 14.400/US$) hanya dalam tempo dua hari saja. Banyak yang memprediksi kebijakan The Fed tersebut akan membuat Bitcoin dan aset kripto lainnya rontok hingga tahun depan.

Salah satu investor ternama, Louis Navellier, mengatakan The Fed sedang melakukan tapering. Hal tersebut akan memicu koreksi di aset berisiko dan Bitcoin termasuk di dalamnya.

"Semakin cepat The Fed melakukan tapering, maka kita akan melihat volatilitas yang tinggi di pasar saham dan obligasi, dan tentu saja bitcoin," kata Navellier, sebagaimana diwartakan Business Insider yang dikutip Minggu (5/12/2021).

Hal senada juga dikatakan Mike Novogratz, triliuner investor kripto dan CEO Galaxy Digital. Ia mengatakan kebijakan The Fed bisa membuat pasar kripto runtuh di 2022.

"Orang-orang kini menjadi bearish terhadap bitcoin dan mata uang kripto lainnya setelah penguatan tajam. Dalam satu tahun terakhir, bitcoin melesat nyaris 200%, ethereum 600% belum lagi yang lainnya juga naik ratusan persen," kata Novogratz.

Meski memperingatkan ada risiko keruntuhan, Novogratz juga memperkirakan Wall Street dan institusi finansial akan terus menambah investasinya di aset kripto. Survei terbaru dari Nickel Digital Asset Management menunjukkan sebanyak 82% investor institusional dan manager investasi berencana untuk menambah eksposur mereka di aset kripto pada tahun depan dan 2023.

Meski Bitcoin sedang terpuruk dalam dua hari terakhir, tetapi penurunannya di pekan ini tidak terlalu besar. Berdasarkan data Coin Market Cap, dalam 24 jam terakhir hingga pukul 10:28 WIB, Bitcoin merosot 6,7% ke US$ 52.505,89/BTC.

Sementara dalam tujuh hari terakhir, pelemahannya sebesar 3,9%. Kemudian Ethreum, dalam 24 jam terakhir merosot 8,8%, dan selama sepekan turun kurang dari 1%.


[Gambas:Video CNBC]

(sys/sef)

Adblock test (Why?)


Geger Duit Rp 4.300 T Lenyap di Pasar Kripto, Ini Penyebabnya - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Shell Diisukan Tutup SPBU di Indonesia, Ini Faktanya - detikOto

[unable to retrieve full-text content] Shell Diisukan Tutup SPBU di Indonesia, Ini Faktanya    detikOto Bantah Tutup SPBU, Ini Harga BBM ...