Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak melemah pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), harga obligasi pemerintah, hingga nilai tukar rupiah mengalami koreksi.
Kemarin, IHSG ditutup di posisi 6.493,27. Turun 0,91% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Perdagangan saham di lantai bursa terlihat kurang semarak. Total volume transaksi melibatkan 17,74 miliar unit saham, jauh di bawah rata-rata sepanjang tahun (year-to-date/ytd) yang sebanyak 19,94 miliar unit saham.
Sementara nilai transaksi tercatat Rp 11,34 triliun, di bawah rata-rata yang sebesar Rp 13,48 triliun. Kemudian frekuensi perdagangan adalah 1,23 juta kali, juga di bawah rerata yakni 1,29 juta kali. Ini membuat kapitalisasi pasar di bursa saham Tanah Air turun Rp 58 miliar dari hari sebelumnya menjadi Rp 6.234 triliun.
Investor asing juga melakukan jual bersih (net sell) di pasar reguler dan negosiasi dengan nilai Rp 146,14 miliar. Namun sepanjang 2021, investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 39,53 triliun.
Kelesuan juga terjadi di pasar obligasi pemerintah. Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun ditutup di 6,241%. Naik 1,2 basis poin dibandingkan hari sebelumnya.
Yield dan harga obligasi memiliki hubungan berbanding terbalik. Saat yield naik, artinya harga Surat Berharga Negara (SBN) turun karena tekanan jual atau kurang peminat.
Minimnya dukungan arus modal di pasar saham dan obligasi membuat rupiah 'kurang darah'. Di perdagangan pasar spot, US$ 1 setara dengan di Rp 14250 di mana mata uang Ibu Pertiwi melemah tipis 0,04%.
Halaman Selanjutnya --> Wall Street Wait and See, Apa yang di-Wait, Apa yang di-See?
'Belanda' Sudah Dekat! Tunggu Dini Hari Nanti... - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment