Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat dan menembus level psikologis 6.200, terdapat sejumlah saham yang membukukan untung atau malah buntung dalam pekan ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkerek naik 1,37% ke posisi 6.228,85 pada posisi penutupan hari Jumat (1/10/2021) dengan total nilai transaksi Rp 94,49 triliun.
Sementara, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencatatkan penguatan hampir 50% atau tepatnya sebesar 48,20% menjadi Rp18,90 triliun ketimbang minggu lalu.
Asing melakukan beli bersih Rp 4,49 triliun di pasar reguler dan jual bersih Rp 16,07 triliun di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Sementara, nilai kapitalisasi pasar IHSG tercatat sebesar Rp 7.644,41 triliun dari Rp 7.538,71 triliun pada pekan lalu.
Berikut daftar 6 besar top gainers dan 6 besar top losers selama periode 27 September - 1 Oktober 2021.
Top Gainers
Nama |
Kode |
Harga Minggu Lalu |
Harga Minggu Ini |
Perubahan (%) |
Batulicin Nusantara Maritim |
BESS |
950 |
1605 |
68.95 |
Bayan Resources |
BYAN |
17425 |
27400 |
57.25 |
Perdana Karya Perkasa |
PKPK |
108 |
162 |
50.00 |
Putra Rajawali Kencana |
PURA |
50 |
71 |
42.00 |
Krida Jaringan Nusantara |
KJEN |
410 |
565 |
37.80 |
Sumber Global Energy |
SGER |
580 |
790 |
36.21 |
Top Losers
Nama |
Kode |
Harga Minggu Lalu |
Harga Minggu Ini |
Perubahan (%) |
Yanaprima Hastapersada |
YPAS |
965 |
685 |
-29.02 |
Arkha Jayanti Persada |
ARKA |
109 |
78 |
-28.44 |
Global Sukses Solusi |
RUNS |
835 |
620 |
-25.75 |
SLJ Global |
SULI |
67 |
50 |
-25.37 |
Ladang Baja Murni |
LABA |
278 |
210 |
-24.46 |
Era Graharealty |
IPAC |
214 |
162 |
-24.30 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
Dari daftar di atas, terdapat dua saham emiten batu bara, BYAN dan PKPK, yang melejit hingga 50%.
Saham emiten milik taipan Dato' Dr Low Tuck Kwong BYAN melonjak 57,25% ke posisi Rp 27.400/saham. Selama sepekan saham BYAN berhasil membukukan kenaikan selama empat hari beruntun, yakni selama Senin-Kamis, sampai akhirnya terkena aksi ambil untung (profit taking) pada Jumat.
Kemudian, saham PKPK juga berhasil melambung tinggi 50% selama sepekan ke posisi Rp 162/saham.
Kenaikan kedua saham tersebut bersamaan dengan reli kenaikan saham batu bara lainnya akhir-akhir ini, ditopang oleh lonjakan harga batu bara yang menembus level US$ 200/ton.
Melansir data Refinitiv, kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat melesat 4,03% ke posisi US$ 225,75/ton dibandingkan hari sebelumnya. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi sejak setidaknya 2008 silam.
Dalam sebulan terakhir, harga batu bara sudah melejit 32,79%, sementara secara year to date (ytd) harga si batu hitam 'meroket' 176,15%.
Praktis, batu bara menjadi salah satu komoditas dengan kenaikan harga tertinggi tahun ini.
Bersama saham batu bara, ada saham emiten yang bergerak di bidang jasa pengangkutan dan transportasi PURA, yang berhasil terkerek naik 42,00%.
Kenaikan saham PURA hari ini terjadi seiring pemilik Pesantren Daarul Qur'an dan Grup Paytren ustaz Yusuf Mansur--yang mengoleksi saham PURA--menyebut kode saham PURA dalam unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya, Senin lalu (27/9).
Saham ini terakhir bergerak pada 1 Juli lalu, ketika merosot dari Rp 51/saham ke level gocap atau Rp 50/saham. Setelah sempat menyentuh harga Rp 146/saham pada awal Juli 2021 saham PURA memang cenderung anjlok hingga ke level terendah.
Terkait dengan saham PURA, UYM mengatakan, investasi tersebut merupakan wujud kepedulian terhadap kesejahteraan umat. Salah satunya yang menjadi concern-nya saat ini adalah pada logistik dan rantai pasok, terutama transportasi angkutan barang.
"Sopir angkutan barang itu perlu perhatian karena merekalah barang-barang kebutuhan bisa didistribusikan ke seluruh daerah," katanya, dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/9).
Karena itu, ia kini membidik berinvestasi pada perusahaan angkutan barang di pasar saham.
"Saya tertarik berinvestasi di Putra Rajawali Kencana, perusahaan yang IPO tahun lalu," ujar UYM.
Di posisi saham 'pecundang', ada saham emiten pendatang baru yang bergerak di bidang penyedia solusi software ERP (Enterprise Resource Planning) RUNS yang anjlok 25,75% dalam sepekan.
Setelah berhasil melaju lebih dari 9% selama 13 hari beruntun sejak pertama kali debut pada 8 September lalu, saham yang tercatat di papan akselerasi ini akhirnya mengalami koreksi selama 4 hari beruntun. Adapun pada Jumat (1/10/2021) kemarin, saham RUNS berhasil naik 2,48%.
Ada Dua Nama Beken Duduk sebagai Komisaris RUNS
Menurut keterangan di prospektus IPO perusahaan, ada dua nama terkenal yang menjabat komisaris RUNS, yakni mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah sebagai Komisaris dan motivator dan pakar marketing kondang Tung Desem Waringin sebagai Komisaris Independen.
Dikutip dari prospektus, Febri Diansyah menjabat Komisaris RUNS sejak 2020, di samping menjadi Managing Partner Visi Integritas Law Office pada tahun yang sama hingga sekarang.
Febri dikenal sebagai Juru Bicara (jubir) KPK sejak 2016-2019 dan Kepala Biro Humas KPK pada 2016-2020. Sebelum itu, karir pria lulus Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dimulai ketika bekerja untuk Indonesia Court Monitoring (2005-2007) dan Indonesia Corruption Watch (2007-2013).
Sementara, Tung Desem menjabat Komisaris Independen RUNS sejak 2021 hingga sekarang. Penulis sejumlah buku mengenai marketing populer ini juga menjabat jabatan komisaris di beberapa perusahaan, seperti Komisaris Utama PT Cana Kusuma Bangsa Indonesia (2019-sekarang), Komisaris PT Andalas Lancar Sejahtera (The Daily Wash Laundromat) (2019-sekarang), dan Komisaris PT Toga Mas Yogyakarta (Toko Buku Toga Mas Jogja) (2014-sekarang).
Selain itu, Tung Desem juga menjabat Direktur PT Tung Desem Waringin Resources sejak 2005 hingga sekarang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(adf/adf)
Saham Batu Bara & Yusuf Mansur Jawara, Emiten Tung Desem Keok - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment