Jakarta, CNBC Indonesia - China kini mulai mengerahkan segala cara untuk keluar dari hantaman krisis listrik. Pemerintah pimpinan Xi Jinping itu kini meminta perusahaan energi untuk memastikan keamanan pasokan bahan bakar, terutama jelang musim dingin.
Perusahaan energi pun diminta kerahkan segala cara untuk memasok energinya.
Laporan Bloomberg News, Jumat (1/10/2021), mengutip narasumber yang tidak mau disebutkan namanya, melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri Han Zheng meminta perusahaan energi untuk memastikan ada cukup bahan bakar untuk agar negara tetap berjalan.
"China tidak akan mentolerir pemadaman," kata laporan tersebut, sebagaimana dikutip oleh AFP.
Seperti diketahui, China tengah dilanda pemadaman listrik sehingga menutup sebagian pabrik, memukul produksi dan rantai pasokan global. Lebih dari selusin provinsi dan wilayah telah dipaksa untuk memberlakukan pembatasan penggunaan energi dalam beberapa bulan terakhir.
Krisis tersebut disebabkan oleh berbagai faktor termasuk meningkatnya permintaan luar negeri ketika ekonomi dibuka kembali, rekor harga batu bara, terbatasnya pasokan batu bara, kontrol harga listrik negara bagian, hingga target pengurangan emisi karbon.
Hampir 60% ekonomi China ditenagai oleh batu bara, tetapi pasokan batu bara terbesar di dunia itu telah terganggu oleh pandemi, ditingkatkannya standar keselamatan akibat adanya serangkaian kecelakaan tambang, dan tertekan akibat perselisihan perdagangan dengan Australia.
Seorang pejabat senior di provinsi Jilin China timur laut mendesak pihak berwenang untuk mencoba mendapatkan lebih banyak batu bara dari Mongolia, Rusia dan Indonesia untuk mengatasi kesenjangan pasokan batu bara.
Bagi Indonesia, tentunya ini akan menjadi berkah karena bisa meningkatkan ekspor batu bara ke Negeri Tirai Bambu ini.
Apalagi, pada awal tahun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meningkatkan kuota produksi sebesar 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari rencana awal 550 juta ton. Adapun tambahan kuota produksi tersebut sepenuhnya bisa ditujukan untuk ekspor.
Lantas, seberapa besar biasanya RI mengekspor batu bara ke China? Mengutip Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020, ekspor batu bara RI terbesar memang ke China, kemudian disusul India, dan Jepang.
Pada 2020, ekspor batu bara RI ke China mencapai 127,78 juta ton atau sekitar 31,5% dari total ekspor batu bara nasional yang mencapai 405,05 juta ton. Sementara ekspor ke India mencapai 97,51 juta ton dan ke Jepang 26,97 juta ton.
Adapun ekspor batu bara RI ke China tertinggi terjadi pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 menghantam dunia, yakni mencapai 144,41 juta ton.
Berikut tren ekspor batu bara RI ke China sejak 2014:
2014: 67,81 juta ton
2015: 41,89 juta ton
2016: 53,88 juta ton
2017: 51,20 juta ton
2018: 63,43 juta ton
2019: 144,41 juta ton
2020: 127,78 juta ton.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
China Krisis Listrik Cuan buat Batu Bara RI? Cek Tren Ekspor! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment