Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mantap ditutup di zona hijau dengan apresiasi lebih dari 2% pada perdagangan Kamis (30/9/2021).
Pada 15.15 WIB IHSG ditutup naik 2,02 % ke 6.286,94. Data BEI mencatat sebanyak 279 saham menguat, 232 saham melemah dan 145 stagnan.
Nilai transaksi tembus Rp 23,92 triliun. Perdagangan hari ini terbilang cukup ramai. Asing pun kembali mencatatkan aksi beli bersih dengan net buy di pasar reguler mencapai Rp 1,94 triliun.
Hanya saja, jika digabung dengan pasar nego dan tunai, ada net sell asing Rp 5,8 triliun, sehingga total net sell di seluruh pasar Rp 3,85 triliun.
Duo saham perbankan KBMI (kelompok bank modal inti) 4 dan big cap yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan nilai net buy masing-masing mencapai Rp 733,2 miliar dan Rp 648,3 miliar.
Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) yang dilego asing sebesar Rp 43,3 miliar dan Rp 38,4 miliar.
Di kawasan Asia, kinerja IHSG terbilang mentereng. Pada 15.00 WIB, indeks Nikkei dan Hang Seng masing-masing melemah 0,31 % dan 0,36%. Sedangkan Shang Hai Composite dan Straits Times keduanya naik 0,9% dan 0,56%.
Kendati sentimen sebenarnya kurang mendukung tetapi kinerja bursa saham domestik justru meyakinkan.
Pasar kembali mencermati rilis data perekonomian dan perkembangan kasus gagal bayar bunga obligasi Evergrande.
Biro Statistik Nasional (National Bureau Statistic/NBS) melaporkan data aktivitas manufaktur China yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode September 2021 mengalami kontraksi ke angka 49,6, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 50,1.
Namun, data PMI Jasa China periode September mengalami ekspansi ke angka 53,2, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 47,5.
Purchasing Managers' Index (PMI) menggunakan angka 50 menjadi ambang batas. Di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.
PMI manufaktur Negeri Tirai Bambu sudah mengalami penurunan dalam 6 bulan beruntun, kali terakhir mencatat kenaikan pada Maret lalu, dengan angka indeks saat itu sebesar 51,9.
Sementara itu, investor di China saat ini masih menanti rilis data PMI manufaktur periode September 2021 versi Caixin/Markit.
Terkait dengan kasus Evergrande, Reuters melaporkan bahwa beberapa pemegang obligasi tidak menerima pembayaran kupon jatuh tempo pada Rabu kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Selamat! IHSG Meroket 2% Tembus 6.286, Asing Borong Rp 2 T - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment