Evergrande Group bikin geger dunia. Perusahaan asal China itu menjadi sorotan karena terancam bangkrut imbas dari sulitnya membayar utang dan bunga bank senilai US$ 300 miliar atau setara Rp 4.280 triliun (kurs: Rp 14.274).
Menteri (Keuangan) Menkeu Sri Mulyani Indrawati pun dibuat was-was akan hal tersebut. Berikut beberapa hal yang diwaspadai mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu:
1. Bisa Ganggu Stabilitas Sistem Keuangan
Selain merebaknya virus Corona varian Delta dan inflasi di berbagai negara, risiko stabilitas sektor keuangan juga dapat terjadi akibat gagal bayar dari perusahaan Evergrande.
"Kita juga melihat adanya risiko baru yaitu stabilitas sektor keuangan di Tiongkok atau RRT karena terjadinya gagal bayar dari satu perusahaan konstruksi kedua terbesar di RRT, di mana total utangnya mencapai di atas US$ 300 miliar, dan mereka akan mengalami situasi yang sangat tidak mudah dan memiliki dampak yang luar biasa besar baik pada perekonomian domestik di Tiongkok maupun di dunia," jelasnya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/9/2021).
2. Bisa Ganggu Kinerja Ekspor
Pemerintah harus mewaspadai situasi yang terjadi di dalam perekonomian China akibat gagal bayar dari perusahaan evergrande ini. Salah satu yang dapat terganggu adalah kinerja ekspor.
"Tadi sudah saya sampaikan situasi ekonomi RRT harus kita terus pelajari dan waspadai karena bagaimanapun pun juga kenaikan dari ekspor terutama komoditas sangat dipengaruhi oleh global economic recovery, terutama di-drive oleh RRT, Eropa, dan Amerika Serikat yang ini tentu harus kita lihat," jelasnya.
3. Masih Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,5%
Di balik berbagai cobaan di dunia, pemerintah masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berkisar antara 3,7% sampai 4,5%. Sedangkan kuartal III-2021 sebesar 4-5%.
"Secara overall tadi setelah saya sampaikan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan antara 3,7% hingga 4,5%," tambahnya.
(toy/zlf)Hal-hal yang Dikhawatirkan Sri Mulyani Soal Gagal Bayar Evergrande - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment