JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja sektor manufaktur nasional mengalami penurunan signifikan pada Juli 2021. Ini terefleksikan dari PMI Manufaktur Indonesia pada Juli sebesar 40,1, anjlok dari bulan sebelumnya sebesar 53,5.
Merespon hal tersebut, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyatakan, penurunan tersebut selaras dengan terkontraksinya aktivitas manufaktur nasional.
Keputusan pemerintah untuk menerapkan kebijakan pengetatan berupa pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Pergerakan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga PPKM level 4, membuat aktivitas masyarakat mengalami penurunan signifikan.
Baca juga: Imbas PPKM, PMI Manufaktur Indonesia Anjlok
"Aktivitas sektor manufaktur nasional yang terefleksi dalam indikator PMI manufaktur pun mengalami penurunan," tulis BKF dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (3/8/2021).
Penurunan PMI Manufaktur disebabkan oleh penurunan output dan permintaan baru karena terhambatnya produksi dan permintaan.
Permintaan ekspor baru tercatat menurun untuk pertama kali sejak empat bulan terakhir.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Namun demikian, BKF menyebutkan, penurunan PMI juga dialami oleh negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
"Tren (penurunan) yang sama juga dialami negara-negara ASEAN lainnya," tulis BKF.
Baca juga: Digunakan untuk Hunian hingga Manufaktur, Bisnis Baut Tetap Tumbuh
Penurunan tersebut terjadi seiring menurunnya permintaan di level global di tengah eskalasi Covid-19 dan penyebaran varian delta di beberapa negara.
Sebagai informasi, penurunan PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2021 menjadi kontraksi pertama di sektor manufaktur Indonesia dalam sembilan bulan terakhir, dengan tingkat penurunan tercepat sejak bulan Juni 2020.
PMI Manufaktur Anjlok, Kemenkeu: Negara Lain di ASEAN Juga Mengalami - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment