JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah stock split saham mungkin tak lagi asing bagi investor pasar modal, terutama investor saham.
Sebenarnya, apa itu stok split saham?
Dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, stock split adalah aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan yang telah go public dengan memecah harga saham dalam rasio tertentu.
Aksi korporasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dan meurunkan harga per lembar saham agar bisa lebih murah. Harapannya, transaksi saham dari emiten yang melakukan stock split bisa kembali ramai.
Biasanya, emiten yang melakukan stock split adalah perusahaan yang memiliki fundamental bagus namun harga sahamnya sudah mencapai titik tertinggi.
Baca juga: BCA Putuskan Stock Split Saham, Ini Rasionya
Sehingga, stock split juga diharapkan bisa menarik investor lebih banyak, terutama investor ritel.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Lalu, apa dampak stock split bagi pemegang saham atau investor?
Stock split dapat memberikan keuntungan bagi pemegang saham atau investor. Saat stock split, tak hanya harga saham menjadi lebih murah, porsi kepemulikan saham juga menjadi lebih banyak.
Sebagai contoh, UNVR pada awal tahun lalu melakukan stock split saham di ketika harga saham mereka di kisaran Rp 42.000.
Stock split dilakukan dengan rasio 1:5. Sehinggam harga saham UNVR kala itu menjadi Rp 8.400.
Karena nominal saham berkurang, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah. Sebelum stock split saham, jumlah lembar saham UNVR sebanyak 7,63 miliar lembar dan bertambah menjadi 38,15 miliar saham setelahnya.
Bagi emiten, stock split memberi keuntungan karena sahamnya menjadi lebih likuid atau lebih aktif diperdagangkan. Frekuensi transaksi yang dilakukan pelaku pasar juga menjadi meningkat.
Baca juga: SIDO Mau Bagikan Saham Bonus, Ini Cara Mendapatkannya
Beberapa perusahaan yang pernah melakukan stock split di antaranya yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).
Sepanjang tahun 2021, sudah ada beberapa perusahaan yang juga melakukan stock split, seperti PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD).
Kabar terbaru, PT Bank Cenral Asia (Persero) Tbk (BBCA) juga berencana untuk melakukan stock split dengan rasio 1:5.
Dengan demikian, nilai nominal saham akan berubah dari Rp 62,5 per saham menjadi Rp 12,5 per saham.
Baca juga: HOKI Bakal Lakukan Stock Split untuk Tingkatkan Likuiditas Saham
Sebagai informasi, harga saham BBCA pada saat artikel ini dikeluarkan berkisar di level Rp 29.850 per unit saham.
Setelah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham, BCA akan berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk memproses stock split.
Stock split BBCA diperkirakan akan terjadi pada bulan Oktober 2021.
“Melalui aksi korporasi stock split ini, kami berharap harga saham BBCA akan lebih terjangkau bagi para investor ritel, utamanya demografi investor muda yang saat ini aktif meramaikan bursa,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam keterangannya Jumat (30/7/2021).
“Hal ini juga sebagai bentuk dukungan kami untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar modal dalam negeri,” tambahnya.
Baca juga: Yusuf Mansur: Pendakwah yang Jadi Influencer Saham RI
Mengenal Apa Itu Stock Split Saham dan Dampaknya Bagi Investor - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment