Rechercher dans ce blog

Friday, June 4, 2021

Market Reli 6 Hari IHSG Terhenti, 2 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan Jumat (4/6/21) setelah sempat menembus level psikologis 6.100 pagi tadi.

Koreksi IHSG hari ini terjadi setelah IHSG reli selama 6 hari beruntun sehingga rawan terjadi aksi ambil untung alias profit taking. Tercatat indeks acuan bursa nasional tersebut terkoreksi 0,43% ke level 6.065,16.

Data BEI mencatat, bilai transaksi hari ini sebesar Rp 11,1 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 251 miliar di pasar reguler. Terpantau 205 saham terapresiasi, 299 terkoreksi, sisanya 142 stagnan.


Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 195 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 66 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang dilego Rp 41 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang dijual Rp 34 miliar.

Isu tapering (pengurangan stimulus bank sentral AS) kembali muncul setelah Presiden bank sentral AS The Fed wilayah Philadelphia, Patrick Harker mengatakan saat ini waktu yang tepat untuk memikirkan mengenai pengurangan QE (quantitative easing).

Isu tersebut semakin menguat setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat kemarin. Automatic Data Processing Inc. (ADP) kemarin melaporkan sepanjang bulan Mei sektor swasta AS menyerap 978.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Penambahan tersebut jauh lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 654.000 tenaga kerja.

Data ini biasanya dijadikan acuan rilis data tenaga kerja versi pemerintah AS yang dikenal dengan istilahnon-farm payrolls (NFP). Hasil survei dari Dow Jones memperkirakan NFP sepanjang bulan Mei sebanyak 671.000 pekerja, naik dari bulan sebelumnya 266.000 tenaga kerja.

Data tenaga kerja AS merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, selain data inflasi.

Pada Jumat pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (28/5/2021) lalu melaporkan data inflasi berdasarkanpersonal consumption expenditure(PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi The Fed.

Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1%year-on-year(yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.

Inflasi yang tinggi, serta pasar tenaga kerja yang menguat maka ekspektasi tapering pun semakin kencang. Kecemasan akan taper tantrum kembali muncul.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Adblock test (Why?)


Market Reli 6 Hari IHSG Terhenti, 2 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

4 Pemain Keturunan yang Tak Diminati Shin Tae-yong Padahal Mainnya Bagus, Nomor 3 Malah Pernah Main di Liga Yunani - tvOneNews.com

[unable to retrieve full-text content] 4 Pemain Keturunan yang Tak Diminati Shin Tae-yong Padahal Mainnya Bagus, Nomor 3 Malah Pernah Main...