Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I perdagangan Senin (3/5/2021) di zona merah. Sempat menghijau di awal perdagangan IHSG kehilangan tenaganya dan langsung longsor hingga sesi pertama berakhir.
Sebenarnya indeks sempat tembus ke level psikologis 6.000. Namun selang tak berapa lama koreksi mendera dan IHSG tumbang 0,83% ke 5.946,13 pada 11.30 WIB. IHSG hanya mondar-mandir di level 5.900-6.000 satu minggu terakhir.
Jika ditarik ke jangka waktu yang lebih panjang yaitu satu bulan, tren tersebut juga jelas terlihat. IHSG stagnan dan tak bergeming. Asing hari ini sebenarnya hanya berjualan dengan nominal yang kecil yakni Rp 7,42 miliar saja di pasar reguler.
Namun aksi jualan yang masif dari investor domestik semakin mengamplifikasi koreksi yang terjadi. Seperti biasa saham-saham big cap seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak diobral asing sebesar Rp 43,2 miliar.
Sementara itu asing beralih memburu saham big cap konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 22,8 miliar. Kalau dilihat-lihat asing pun sebenarnya tak seagresif sebelumnya dalam berjualan maupun membeli.
Biasanya, sekali asing masuk bisa langsung ratusan miliar. Selain karena masih sesi I, bisa jadi investor sedang mengambil sikap wait & see di tengah berbagai perkembangan yang ada.
Baru juga masuk awal Mei, fenomena 'Sell in May & Go Away' mulai terasa. Beberapa bursa saham Asia masih libur memperingati hari buruh. Salah satu faktor yang sedang benar-benar dicermati investor adalah lonjakan kasus Covid-19 di India.
Minggu lalu, kasus Covid-19 di India meningkat pesat dan tembus angka 400 ribu kasus dalam sehari. Rekor tertingginya dalam sejarah. Total kasus kumulatif hampir mendekati 20 juta. Tak kurang dari 200 ribu orang kehilangan nyawanya akibat Covid-19 di India.
Rumah sakit penuh pasien. Tenaga medis kewalahan. Isak tangis mewarnai kremasi. Itu adalah pemandangan yang umum dijumpai di India belakangan ini. Kabar minimnya pasokan oksigen, alat pelindung diri (APD) hingga obat dan vaksin semakin menyanyat hati.
India merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke lima di dunia. Peran India terhadap ekonomi global juga tak bisa diremehkan. Setidaknya untuk urusan kesehatan, India memasok 70% dari total vaksin global.
Bisa dibayangkan bukan jika India sekarang didera tsunami Covid-19. Artinya ada ancaman serius bagi pasokan vaksin global tidak hanya untuk Covid-19 tetapi juga penyakit lain. Inilah yang membuat investor ketar-ketir dan lebih baik menunggu waktu yang tepat untuk memborong saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
Sesi I: IHSG Merah Membara, Awal Sell On May and Go Away? Market - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment