Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank besar atau bank BUKU IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 Triliun) tercatat telah melaporkan kinerja keuangan kuartal I 2021.
Laporan keuangan bank-bank tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan di sektor perbankan tahun ini, setelah terkena dampak Pandemi Covid-19 sepanjang 2020.
Dari delapan emiten bank BUKU IV yang melantai di bursa, ada tiga bank sudah melaporkan kinerja keuangan per akhir Maret 2021. Ketiganya ialah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Bank BCA (BBCA)
Pertama, BBCA yang mencatatkan kinerja keuangan solid sepanjang triwulan I 2021.
Berdasarkan paparan resmi manajemen, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 7,04 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini, tumbuh 7% secara tahunan (YoY) dari periode yang sama tahun lalu Rp 6,58 triliun.
Sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, portofolio total kredit dan obligasi korporasi telah relatif stabil sejak Desember 2020, mencapai Rp 610 triliun per 31 Maret 2021.
Kinerja ini didukung oleh penempatan pada obligasi korporasi yang meningkat sebesar 6,9% dibandingkan posisi Desember 2020.
Selaras dengan komitmen BCA untuk meningkatkan pembiayaan, fasilitas kredit untuk bisnis naik hingga 6% YoY.
Meski demikian, aktivitas bisnis yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga total kredit BCA terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun di akhir Maret 2021.
Kredit korporasi mencapai Rp 262,6 triliun di Maret 2021, naik 0,9% YoY.
Sementara itu, kredit komersial dan UKM turun 6,4% YoY menjadi Rp178,9 triliun.
Total kredit konsumer terkontraksi 10% YoY menjadi Rp139,5 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,4% YoY menjadi Rp89,4 triliun, serta KKB berkurang 23,7% YoY menjadi Rp36,0 triliun.
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang kuat pada triwulan I 2021.
Current account and savings account (CASA) naik 15,4% YoY mencapai Rp655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6% YoY menjadi Rp849,4 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2% YoY menjadi Rp193,6 triliun. Kuatnya pertumbuhan dana pihak ketiga mendorong total aset tumbuh 12,1% YoY menjadi Rp1.090,4 triliun di akhir Maret 2021.
Di sisi lain, pendapatan non-bunga berkurang menjadi Rp4,9 triliun, atau turun 14,5% YoY karena pendapatan non-bunga pada triwulan I tahun lalu sebagian besar didorong oleh keuntungan tidak berulang (one-off gain) dari penjualan portofolio reksa dana.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp19,1 triliun atau terkoreksi 2,0% YoY, sementara laba bersih tumbuh 7,0% YoY menjadi Rp7,0 triliun.
Permodalan BCA tetap berada di posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 24,5%, lebih tinggi dari ketetapan regulator, serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 65,2%.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8%, dibandingkan triwulan I tahun lalu yang sebesar 1,6%, didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi.
Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi salah satu fokus BCA pada tahun 2021. Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,1%, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 15,8%.
Tahun lalu, laba bersih BBCA turun 5% menjadi Rp 27,1 triliun. Penurunanan laba tersebut disebabkan peningkatan biaya pencadangan setelah pemerintah dan regulator menerapkan relaksasi merespons pandemi Covid-19.
Market Kinerja Bank Raksasa RI di Q1 Membaik, Tanda Ekonomi Pulih? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment